Jumat, 06 April 2012

B E L A J A R

Tulisan pertama,

Kaku ? Jelas.

Grogi ? Pasti.

Tapi dua alasan yang nggak masuk akal buat aku untuk menurunkan niatku buat nulis.

Pertama, ini soal kegundahanku waktu awal masa kuliah ini. Kedua, nggak ada yang kedua, karena ini tulisan pertamaku. Yak, kembali ke benang merah, aku gundah, agak mepet ke galau, tapi ya nggak galau-galau banget.

Kuliah ? Berangkat siang pulang malam, rutinitas yang buat aku “monoton”. Akademis, social life, organisasi, mau nggak mau harus akrab sama paling enggak 3 hal ini. Dan realitasnya, di ketiga kegiatan ini, sayangnya, aku nggak menemukan apa yang ingin aku dapatkan. Apa itu ? “Perkembangan”. Apanya yang berkembang ? Cara berpikir, itu yang sama sekali belum aku dapatkan selama 8 bulan aku duduk di bangku kuliah.

Pada akhirnya, aku akan kembali ke “kolam” lama ku. Dimana ? Teman SMA . Buatku, jalinan pertemanan yang berjalan selama 3 tahun itu adalah yang paling “spesial” . Aku berkembang. Jelas ! Dari pada keluyuran ala anak kuliahan seperti ke mall, nongkrong di spot-spot kampus, menghabiskan waktu dengan teman-teman SMA membuat aku lebih banyak “belajar” . Buatku, belajar nggak harus duduk diam selama 3 sks di dalam kelas atau membuka buku pelajaran yang ukurannya tebal. Duduk, menghisap rokok, minum kopi, sembari mengobrol dengan teman-teman SMA di sebuah burjonan buatku itu yang disebut “belajar”. Diskusi panjang tentang orang tua yang otoriter, gebetan yang susah didapetin, dan apapun lah yang kami alami dan kami rasakan secara nggak langsung membuka pikiranku tentang berbagai macam persepsi orang-orang tentang bagaimana menghadapi masalah-masalah yang ada.

Nggak dipungkiri juga sih, teman-teman SMA-ku memiliki berbagai macam cara pandang yang unik, menarik, dan itu yang bikin mereka paling spesial. Spesial, ya, mereka membuat aku makin banyak belajar, belajar untuk berpikir dari sudut pandang yang berbeda. Bukan berarti aku menutup diri dari pergaulan di luar mereka, akan tetapi, memang belum ada yang membuat aku lebih banyak belajar dari mereka.

Mungkin ini saatnya buat aku, keluar dari kenyamanan itu, dan membentuk kenyamanan baru di tempat lain. Membuktikan bahwa aku layak untuk diperhitungkan.

“Seorang manusia sehebat apapun tidak akan pernah berhenti belajar” – anonim

Semua tentang mereka.

aku, sahabatku, dan De Britto.


Thank’s for inspring.


-N-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar