Rabu, 13 Juni 2012

waktu


Tengoklah ke belakang
Aku tak mampu untuk terus melihat ke depan
Masa depan yang masih mengambang
Dalam ketidakpastian

Haruskah aku terus melihat masa lalu
Menyenangkan
Memang
Duduk di bawah beringin rindang ditemani
Patung “Kemayoran”
Melaju di jalanan saat Adzan Maghrib berkumandang
Obrolan hangat dan kepulan asap tembakau menemani rembulan
Yang temaram
Ahh….
Terlalu indah untuk dikenangkan

Sekarang
Kata seorang saudara seperjuangan
Setiap hari punya masalahnya masing-masing
Tenang


-N-

Senin, 04 Juni 2012

"minoritas" yang bersuara, refleksi Spiral of Silence


“minoritas yang bungkam”-anonim
Berangkat dari sebuah refleksi mengenai Spiral of Silence Theory atau Teori Spiral Keheningan, aku tidak akan bungkam, atau pura-pura bungkam
“….kaum minoritas terkadang tidak mau atau tidak berani bersuara karena takut dikucilkan oleh sang mayoritas”-penjelasan singkat dosen teori komunikasi
Tersenyum, menggelengkan kepala
Reaksi awalku pada waktu itu
Haruskah aku, kami, kita, mereka, bungkam ?
Haruskah aku, kami, kita, mereka, diam dalam ketertindasan ?

Jawaban, TIDAK !

Tindakan, TIDAK ?

Lalu apa yang ditakutkan ?
Pengucilan ?
Ancaman ?
Ter-intimidasi ?
Kekerasan fisik ?

Kebanyakan,
dan pada kenyataannya, iya

Buatku,
akan lebih menyedihkan bila harus hidup dalam kepura-puraan arus mayor,
dan akan lebih melegakan ketika harus “mati” dalam kesejatian sebuah idealisme.

Abstrak
aku-pun terkadang tidak tahu apa yang aku bicarakan
hahaha

“ketika ada 9 orang gila dan 1 orang waras, maka 1 orang waras itu-lah yang akan dianggap sebagai orang gila” – anonim

maukah seseorang dianggap sebagai orang gila ?

Idealnya,
AKU MAU !

Realitanya ?

Aku hanya menghanyut dalam arus mayoritas, kalau mau di bilang pembelaan, silahkan
hahaha

Nyatanya,
Aku hanyut, namun tetap mendayung,
sedikit demi sedikit, mencoba mengajak orang lain ikut mendayung
dengan dayung idealisme  mereka

Apa salahnya mencoba ?

Subyektif

Mari ber-refleksi
-N-